Potensi biofarmaka di kabupaten Kulon Progo cukup melimpah seperti kunyit, jahe, lengkuas dan kencur. Data BPS Kulon Progo dari tahun 2019 sampai dengan 2021 produk tanaman biofarmaka mengalami peningkatan. Olahan dari produk biofarmaka tidak hanya digunakan untuk membuat jamu tradisional tetapi saat ini, pengolahan sangat beragam baik dijadikan bahan produk kecantikan, maupun produk minuman salah satunya wedang uwuh.
Wedang uwuh merupakan minuman yang berbahan baku rempah seperti, cengkeh, kayu secang, kayu manis, jahe emprit serta tambahan gula batu. Dalam kajian Dinas Kesehatan Yogyakarta, wedang uwuh sendiri awalnya merupakan minuman khas daerah Imogiri. Wedang uwuh dulunya merupakan minuman raja-raja yang digunakan raja untuk menjamu para tamu. Sehingga sampai saat ini wedang uwuh masih dilestarikan.
Melihat potensi dan peluang dari rempah di Kulon Progo, membuat Ariska Wahyu P ( 24 th) warga dusun Jombokan RT 038 RW 019 Kalurahan Tawangsari membuat olahan rempah menjadi Wedang Uwuh. Wedang uwuh yang dibuatnya dikenal dengan nama racikan rempah wedang uwuh "WAHYU RINJANI". Usaha pembuatan racikan rempah wedang uwuh dimulainya sejak tahun 2017 dengan Bahan baku berupa : rempah pilihan, kayu secang, cengkeh, kayu manis, jahe emprit, gula batu. Produk dari "WAHYU RINJANI" dipasarkan dari mulut ke mulut maupun dengan jualan online, dengan harga 14 ribu rupiah untuk 5 bungkus wedang uwuh.
Keunggulan racikan rempah wedang uwuh "WAHYU RINJANI" adalah menggunakan rempah pilihan yang sudah melalui proses pencucian hingga bersih, serta menggunakan pemanis dengan gula batu kelas premium. Walaupun sudah berjalan sejak 2017, tetapi usahanya juga masih memiliki kendala seperti bahan baku yang susah dicari apalagi saat pandemi kemarin saat permintaan yang cukup meningkat.
Ariska berharap,” semoga usahanya semakin berkembang dan dapat dikenal semakin luas oleh masyarakat ".
"Jika ada yang ingin memesan racikan rempah wedang uwuh "WAHYU RINJANI" dapat menghubunginya melalui WA 083840367403 ” pungkasnya.
(TW)